Minggu, 08 Januari 2012

13


Disebuah malam terjadi perbincangan antara seorang pria setengah baya dan wanita yang kira-kira berusia 50 tahun.

Pria : 13..13 tahun sudah aku menikah,13 tahun sudah aku berkarir.tapi pada angka 13 juga aku kehilangan semuanya,Pada ulangtahun pernikahanku yang ke 13 istriku yang sangat ku cintai pergi meninggalkan ku bersama pria lain dan pada tanggal 13 kemarin aku resmi bagkrut karena perusahaanku terbelit hutang yang cukup besar dan rumahku aset satu-satunya yang ku miliki hangus terbakar. alangkah sialnya aku !! 13.kenapa harus ada angka sial itu?kenapa harus di ciptakan angka itu !!!

Wanita : kenapa kau selalu mengeluh?kenapa kau hanya mempersoalkan angka itu?itu hanyalah sekedar angka yang tak memiliki sebuah arti dan bisa-bisanya kau luangkan waktu mu hanya untuk menggerutu karena sebuah angka.

Pria : apa kau tidak dengar tadi ! Aku sudah ceritakan semua kesialan yang ku dapatkan karena angka itu !!

Wanita : apa perlu sampai kau benci dan kau kutuk angka itu ?

Pria : ya,tentu jika bisa akan ku hapuskan angka itu !!!

Wanita : 13. Bahkan banyak orang yang tak mau menganggap angka itu.
Kau sebut apa tadi?angka terkutuk ?

Pria : ya ! Angka terkutuk,hingga tak sudi aku untuk menghadapi apapun yang berlambangkan 13 !

Wanita : kau tahu,dulu aku selalu menggerutu dan mengeluh seperti orang bodoh.ya seperti kau saat ini.

Pria : orang bodoh?maksud mu aku ini bodoh !!

Wanita : kau tidak bodoh,tapi kau hanya sentimentil..

Pria : hey kau wanita tua,kau ini benar-benar sok tahu !!!

Wanita : aku mungkin memang hanya seorang wanita tua yang miskin,tapi penderitaanmu itu belum seberapa.13 tahun yang lalu aku hampir saja tidak waras karena kehilangan putri sematawayangku,dia tewas karena sebuah kecelakaan lalu lintas tepat di usianya yang ke 13 tahun dan pada tanggal 13 pula.tak lama kemudian aku harus menerima kenyataan yang lebih pahit suamiku meninggal karena sebuah infeksi pernafasan,dan itu tepat di tanggal yang sama.di tanggal 13 aku sudah kehilangan dua orang yang benar-benar ku cintai dan ku kasihi.aku kebingungan tidak memiliki rumah lagi,karena rumahku yang dulu hanya sebuah rumah kontrakan dan aku hanyalah ibu rumahtangga biasa yang tidak tahu bagaimana cara mencari uang,sanak saudarapun aku tidak punya,bahkan sekedar uang recehan saja aku tidak memilikinya.di kota metropolitan seperti ini apa yang dapat ku lalukan tanpa seorangpun di sisi ku.
Malam itu aku berjalan dengan perutku yang kelaparan,berjalan entah kemana,aku hanya berjalan ingin berjalan kadang terlintas aku ingin menabrakkan diriku ke kereta api yang sedang melaju.
Aku sudah benar-benar putus asa dan aku mulai mengutuk angka yang kini kau sebut terkutuk itu.
Tapi malam itu ku lihat seorang gadis kecil mengais-ngais di tempat sampah,ku lihat dia menemukan sebuah bungkusan yang entah apa isi bungkusan itu.Entah kenapa aku sangat penasaran,ku ikuti gadis itu..dia berjalan dengan cepat dan menuju sebuah rumah yang berdindingkan kardus.Rumah yang berada di sebuah pemukiman kumuh,bahkan aku sendiri jijik untuk menginjak tanahnya.tapi sudah lah terus ku ikuti dia,ku lihat dari sela-sela pintu yang saat itu tak tertutup rapat.Ku lihat sekitar 13 anak termasuk anak tadi,sedang duduk melingkari bungkusan tadi,bungkusan itupun lalu di buka.Dan ku lihat bungkusan tadi merupakan nasi bekas dengan lauk yang sudah tidak layak lagi untuk dimakan,tapi ke 13 anak ini tersenyum dengan mata mereka yang berbinar lalu bersama-sama menikmati nasi bekas tadi.Mereka terlihat sangat gembira,serasa baru saja menemukan seonggok emas di tumpukan sampah.Dari situ aku belajar,untuk apa aku mengeluh dan mengutuk angka itu,karena tidak penting berlambangkan angka berapa,asalkan kita masih merasakan kebahagiaan walaupun kecil itupun sudah cukup.jadi janganlah banyak mengeluh.
Kau masih beruntung sempat merasakan kebahagiaan,tapi lihat anak-anak ini mereka sudah menderita dari kecil dan dimana seharusnya mereka bahagia bermain bersama teman-temannya,mereka hanya bisa mengais makanan dari tempat sampah..Jadi janganlah mengeluh tapi belajarlah bersyukur.

Pria : (hanya terdiam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar